Category: , , , , By Little Hari

Dari dulu sampai sekarang permasalahan seperti yang saya tulis di judul masih menjadi pertanyaan yang cukup ngetop di beberapa milis tentang komputer. Walaupun sudah dijawab berulangkali oleh senior senior milis, tetap saja hari hari berikutnya ada yang nanya lagi. Mungkin karena beberapa anggota milis malas untuk melihat arsip dan sifat dari milis yang mengalir terus sehingga kerap terjadi pembahasan suatu topik secara berulang ulang.

Permasalahan atau pesan missing NTLDR biasanya muncul saat komputer melakukan booting pertama kali. Hilangnya file system ini bisa terjadi karena kesalahan saat melakukan shutdown, virus, instalasi program tertentu dan lain lain. Biasanya komputer gagal untuk masuk ke system operasi sehingga untuk memperbaikinya agak sedikit rumit.

Jika komputer menggunakan partisi dengan system file FAT32, caranya lebih mudah daripada NTFS. Hal ini lebih karena faktor keamanan yang lebih kuat di NTFS sehingga membongkarnya pun rada rada sulit. Cukup dengan melakukan booting menggunakan startup disk Win98, lalu menyalin file NTLDR atau NTDETECT.COM dari direktori i386 ke direktori C:\.

Sedangkan untuk system files NTFS, langkah langkah yang bisa dilakukan antara lain :

  1. Masukan dan boot menggunakan CD WindowsXP.
  2. Saat muncul pilihan untuk melakukan Repair Windows, tekan tombol R pada keyboard.
  3. Lalu tekan nomor yang sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang akan diperbaiki, biasanya pilih angka 1.
  4. Ketik password administrator saat diminta, bila sebelumnya kita tidak pernah mengisi password administrator saat instalasi Windows pertama kali, langsung tekan Enter.
  5. Ketik perintah berikut : (X: merupakan drive pengganti untuk CDROM).
    COPY X:\i386\NTLDR C\:
    COPY X:\i386\NTDETECT.COM C:\
  6. Keluarkan CD dari CDROM lalu ketik exit.


Technorati : , ,
Del.icio.us : , ,
Ice Rocket : , ,
Flickr : , ,
Zooomr : , ,
Buzznet : , ,
Riya : , ,
43 Things : , ,

sumber : http://www.blogdokter.net/
 

NTFS vs FAT

Category: , , , , , , , , , , , , By Little Hari

Sehari hari saat kita bergaul dengan komputer yang menggunakan system operasi Windows tentu akan sering mendengar akronim/singkatan NTFS dan FAT. Walau banyak yang sudah paham dan mengerti akan maksud dari singkatan tersebut namun tidak sedikit pula yang belum begitu memahaminya.

NTFS merupakan singkatan dari NT File System dan FAT memiliki kepanjangan File Allocation Table. Keduanya merupakan sistem file yang sangat populer karena digunakan pada sistem operasi Windows. NTFS merupakan pilihan utama bagi mereka yang menggunakan sistem operasi Windows XP karena memiliki keunggulan dari segi keamanan bila dibandingkan dengan sistem file yang lain.

Sistem file sendiri mempunyai makna sebagai sebuah metode untuk menyimpan atau mengorganisir file komputer beserta data yang ada di dalamnya sehingga akan mempermudah untuk mencari dan mengaksesnya.

Berikut akan saya tampilkan penjelasan dari masing masing sistem file yang ada pada sistem operasi Windows :

FAT16
Sistem file FAT16 pertama kali diperkenalkan pada era MS-DOS di tahun 1981. Sistem file yang sudah berumur 27 tahun ini, pertama kali dirancang untuk menangani file yang terdapat pada floppy disk. Selanjutnya dengan beberapa perbaikan, sistem file ini mampu untuk menangani file yang terdapat pada hard disk. Keunggulan yang paling besar dari FAT16 adalah kemampuan untuk bekerja pada banyak sistem operasi yang berbeda seperti, Windows 95/98/Me, OS/2, Linux, dan beberapa versi dari UNIX. Sedangkan kelemahan terbesarnya terletak pada jumlah kluster yang terbatas untuk tiap partisinya, sehingga apabila hardisk bertambah besar maka ukuran kluster yang ada pada hardisk juga akan bertambah besar. Pada hardisk dengan besar partisi 2GB, setiap kluster mempunyai besar 32 kilobytes, artinya walaupun file yang terdapat pada hardisk tersebut lebih kecil dari 32 KB maka pada hardisk dengan FAT16 tetap akan menempati ruangan sebesar 32 KB. FAT16 juga tidak mendukung kompresi, enkripsi dan beberapa teknik keamanan yang lain.

FAT32
Sistem file FAT32 pertama kali diperkenalkan saat peluncuran Windows 95 Service Pack 2. Sistem file ini merupakan pengembangan dari FAT16 dengan perbaikan utama terletak pada peningkatan jumlah kluster untuk setiap partisi. Dalam perjalanannya ternyata FAT32 mempunyai banyak keunggulan lain bila dibandingkan dengan pendahulunya. Meskipun FAT32 bertujuan untuk menutupi segala kelemahan yang terdapat pada FAT16, ternyata timbul suatu masalah dengan kompatibelitas terhadap sistem operasi yang lain. Bila FAT16 mampu ‘bercengkrama’ dengan banyak sistem operasi, tidak demikian halnya dengan FAT32. Windows NT, Linux dan UNIX adalah beberapa diantara sistem operasi yang gagal ‘dihinggapi’ oleh FAT32. Setelah muncul Windows XP, hal ini tidak menjadi masalah lagi karena Windows XP dapat dipasang dengan baik pada FAT32 sehingga mempermudah melakukan komunikasi di jaringan yang menggunakan Windows XP tanpa memperdulikan sistem file yang digunakan.

NTFS
Sistem file NTFS diperkenalkan pertama kali saat peluncuran versi awal dari Windows NT. Sistem file ini sangat berbeda dengan FAT. NTFS memberikan fitur keamanan yang sangat tinggi, kompresi data yang bagus serta enkripsi data yang susah ditembus. Sistem file ini merupakan sistem file default saat kita pertama kali melakukan instalasi Windows XP dan jika kita melakukan upgrade dari Windows 9x ke Windows XP maka kita akan ditanya apakah kita juga akan mengkonversi sistem file lama kita ke NTFS. Jika kita menolak untuk melakukan konversi juga tidak menjadi masalah sebab Windows XP tetap akan bekerja pada sistem file FAT32 tentu dengan fitur keamanan yang kurang. Yang perlu diingat, kita bisa dengan mudah melakukan konversi sistem file dari FAT16 atau FAT32 ke NTFS, tetap sebaliknya, bila kita ingin mengkonversi balik ke FAT dari NTFS tidak bisa dilakukan dengan mudah tanpa men-format hardisk.

Sayangnya sistem file NTFS tidak bisa menutupi kelemahan FAT32 dalam masalah kompatibelitas dengan sistem operasi yang lain sehingga disarankan bila kita menggunakan 2 sistem operasi yang berbeda dalam 1 komputer maka kita diharapkan untuk selalu menyediakan satu partisi dengan sistem file FAT sebagai tempat menyimpan data recovery. Namun dengan fitur recovery yang ditawarkan/termasuk di dalam sistem operasi Windows XP, saya rasa pembuatan partisi FAT ini menjadi suatu yang mubazir.

Kapan kita memilih untuk menggunakan FAT atau FAT32?
Jika kita menjalankan lebih dari satu sistem operasi dalam satu komputer, kita membutuhkan partisi dengan sistem file FAT. Hal ini agar data yang kita tempatkan pada partisi FAT tersebut bisa diakses oleh kedua sistem operasi. Tetapi harap diingat karena keterbatasan fitur keamanan dari sistem file ini, maka disarankan untuk tidak menaruh data yang sangat penting diatas partisi dengan sistem file FAT.


Sumber : http://www.blogdokter.net/

 

Jangan membuka e-mail dengan judul: “Sebuah Kartu Untuk Anda”(Une Carte Pour Vous , atau A Card For You)

Category: , , , , By Little Hari
Jangan membuka e-mail dengan judul:
“Sebuah Kartu Untuk Anda”(Une Carte Pour Vous , atau A Card For You)

Sebuah virus baru sudah ditemukan, dan digolongkan oleh Microsoft sebagai yang paling merusak!
Virus itu baru ditemukan pada hari Minggu siang yang lalu oleh McAfee, dan belum ditemukan vaksin untuk mengalahkannya.

Virus ini merusak Zero dari Sektor hard disc, yang menyimpan fungsi
informasi-informasi terpenting. Virus ini berjalan sebagai berikut : •

Secara otomatis virus ini akan terkirim ke semua nama dalam daftar alamat anda dengan judul :
“Sebuah Kartu Untuk Anda”(Une Carte Pour Vous , atau A Card For You)
Kirimkan pesan ini kepada semua teman anda. Saya rasa bahwa sebagian besar orang, lebih suka mendapat peringatan ini 25 kali daripada tidak sama sekali.

AWAS!!! Jangan terima kontak pti_bout_de_ chou@hotmail. com.
Ini virus yang akan memformat komputer anda.

Kirimkan pesan ini ke semua orang yang ada di dalam daftar alamat anda. Kalau anda tidak melakukannya dan salah seorang teman anda memasukkannya dalam daftar alamatnya, komputer anda juga akan terkena.
 

Walau BMG Sangkal Kebenaran, Isu Gempa Jakarta Masih Ramai

Category: , , , By Little Hari
akarta - Isu gempa 8,5 SR yang akan mengguncang Jakarta hari ini masih menjadi pertanyaan banyak orang. Padahal BMG telah menyatakan isu itu tidak benar.

"Apakah hari ini akan terjadi gempa berkekuatan 8,3 SR di Jakarta ?" tanya Lukman, salah seorang pembaca detikcom, melalui fasilitas Info Anda, Sabtu (24/10/2009).

Isu bakal adanya gempa besar di Jakarta beredar lewat SMS. Isinya, gempa berkekuatan 8-8,5 SR akan terjadi pada 24 Oktober karena ada lempengan yang bergeser ke arah Jakarta.

BMG menyatakan isu tersebut tidak benar. Sejauh ini belum ada teknologi apa pun yang bisa memprediksi datangnya gempa.

"Berita itu jelas tidak benar. Karena untuk ramalan gempa, apalagi waktunya ditentukan, belum bisa. Belum ada alat atau teknologi untuk menentukan datangnya gempa secara pasti. Di seluruh dunia belum ada," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fauzi.

Kepolisian pun menegaskan akan mengusut pelaku pengiriman sms tesebut. Karena pemgiriman sms itu sudah memberikan kecemasan terhadap masyarakat.

sumber : http://m.detik.com
 

konfirmasi dari bloger Raditya Dika tentang miyabi-miyabi-an

Category: , , , By Little Hari
Sebuah konfirmasi:


Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin tahu tentang rencana penggarapan film “Menculik Miyabi”, sebuah film oleh Maxima Pictures. Dari awal pembentukan ide ini, gue didaulat sebagai penulis naskah (scriptwriter) dan pemeran utama untuk film tersebut. Gue rasa ini akan menjadi film yang cerdas, lucu, dan komedik tanpa harus ada unsur porno sedikit pun. Tadinya gue berpikir seperti itu.


Namun, pada perkembangannya, banyak kontroversi yang ada di dalam masyarakat. Banyak yang menolak, banyak yang menentang, terutama dari FPI dan MUI. Gue pribadi, sebagai penulis naskah yang merasa karya gue tidak akan jorok dan porno (gue sendiri gak suka komedi seks yang ada marak di bioskop Indonesia), gue maju dengan idealisme gue untuk membuat film komedi dengan Miyabi tanpa harus porno-pornoan.


Perkembangannya pun pesat. Membaca komentar orang-orang, terutama dari orangtua gue, keluarga, dan bahkan dari beberapa situs yang menentang seperti Komisi Pencekalan Miyabi, gue jadi memikirkan ulang atas keterlibatan gue di film ini. Semua hal ini membuat gue jadi berpikir tentang pembaca gue, yang masih anak SMP, SMA, bahkan anak SD, yang mungkin saja membaca buku gue dan ingin tahu project gue selanjutnya dan malah secara “tidak sengaja” berkenalan dengan Miyabi karena gue lagi menggarap film tersebut. Tekanan tanggungjawab moral gue seperti ini kepada pembaca gue, plus tekanan sosial keluarga gue, dan kepentingan gue sendiri, membuat gue pada akhirnya memutuskan untuk mundur dari film ini, baik sebagai penulis skenario maupun pemain di dalamnya. So, there. I quit.


Kabar terakhir yang gue tahu dari Maxima, mereka masih akan menjalankan Menculik Miyabi, sutradaranya tetap mas Rako Prijanto (D’Bijis, Ungu Violet), dan penulis skenario-nya, seperti gue terakhir ketemu, adalah Raditya Mangunsong (Kamulah Satu-Satunya, Untuk Rena). Semoga menjawab pertanyaan pembaca, dan teman-teman sekalian.


Always your humble writer,

Raditya Dika

( sumber ; http://radityadika.com )
 

Daya Tarik Wanita Sesuai Zodiak

Category: , , By Little Hari
Setiap wanita pasti memiliki daya tarik yang berbeda-beda tergantung kepribadiannya. Nah, jika saat ini Anda sedang berusaha untuk menarik hari seorang pria, bersikaplah sesuai kepribadian. Lalu, kepribadian apa yang harus Anda tonjolkan? Untuk mengetahui, Anda bisa melihatnya melalui horoskop Anda.

Aries
Tunjukkanlah jiwa bertualang Anda. Keinginan Anda untuk mencoba hal-hal baru menjadi hal yang menarik bagi lawan jenis dari diri Anda. Hal itu menujukkan kepribadian Anda yang berani mencoba hal-hal baru.

Taurus
Anda memiliki sisi sensualitas yang tinggi. Salah satunya adalah kemampuan Anda memanjakan seseorang yang disukai. Kelembutan sikap Anda bisa meluluhkan pria yang saat ini sedang dekat dengan Anda.

Gemini
Intelektualitas membuat Anda terlihat seksi. Saat sedang beradu argumentasi, kecantikan Anda sangat terlihat. Para pria banyak yang menganggap Anda cantik luar dalam karena intelektualitas yang Anda miliki.

Cancer
Pemikiran Anda yang selalu positif membuat banyak orang termotivasi. Hal itulah yang menjadi daya tarik utama Anda. Salah satu alasan pria-pria mendekati Anda, bisa jadi karena mereka merasa termotivasi.

Leo
Sikap Anda yang pemalu seringkali menjadi daya tarik bagi lawan jenis. Padahal jika sudah lama kenal, sikap pemalu ini bisa runtuh dengan sendirinya. Walaupun begitu jangan terlalu menutup diri dengan orang baru. Cobalah mempercantik diri dengan berdandan atau merawat diri di salon.

Virgo
Sikap Anda yang sangat percaya diri, membuat Anda terlihat sangat atraktif. Para pria juga cenderung merasa asyik saat berbicara dengan Anda. Tetapi ingat, jangan sampai menunjukan sikap percaya diri yang berlebihan, karena nantinya bisa menjadi bumerang buat Anda.

Libra
Anda memiliki sikap yang sangat manis dan baik. Hal itulah yang membuat pria betah berdekatan dengan Anda. Tetapi, sikap Anda tersebut sering dimanfaatkan dan membuat Anda sakit hati. Untuk itu berhati-hatilah.

Scorpio
Sisi misterius wanita scorpio lah yang membuat banyak pria penasaran. Dengan membuka sedikit demi sedikit kepribadian Anda, membuat pria merasa seperti harus mengerjakan soal dan itu memicu adrenalinnya.

Sagitarius
Sikap fleksibel Anda yang mudah menyesuaikan dirilah yang menjadi tarik Anda. Anda sangat mudah beradaptasi dengan teman, lingkungan dan suasana baru. Hal itulah yang para pria senang berdekatan karena Anda tidak akan keberatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Capricorn
Meskipun Anda sering bersikap kaku, tetapi Anda memiliki kemampuan menggoda para pria tanpa Anda sadari. Kurangi sikap kaku Anda jika berhadapan dengan pria. Sikap unik Anda, merupakan daya tarik tersendiri bagi kaum pria.

Aquarius
Bahasa tubuh Anda yang menunjukan kehangatan membuat pria senang berbicara dengan Anda. Hobi atau kesukaan Anda pada sesuatu juga membuat banyak pria terpikat. Bagi para pria hal itu dianggap keunikan tersendiri dari diri Anda.

Pisces
Anda sangat menghargai opini orang lain meskipun itu bertentangan dengan pendapat Anda. Sikap inilah yang membuat pria merasa suka lama-lama berbicara dengan ANda untuk bertukar pikiran.

bagaimana dengan anda ???

sumber : http://www.facebook.com/home.php?ref=home#/inbox/?folder=[fb]messages&page=1&tid=1050050909338
 

WANITA ADALAH PERHIASAN YANG TERMAHAL DIDUNIA APABILA IA MENJAGA MAHKOTANYA

Category: , , , , , , By Little Hari
aduh malang niang remaja putri Indonesia!banyak yang Sudah terbawa arus perubahan klim dunia! bukan hanya GLOBAL WARMING tapi Sudah PEMANASAN PERGAULAN REMAJA!,,,,OMG!!

tampaknya kita harus berhati hati dan terus bertindak lebih tepat dalam bergaul!

ini bukan hanya celotehan biasa...tapi hal serius yang harus kita tanggapi bersama!!

berikut adalah kutipan yang saya ambil dari situs antara !


Seorang teman – pemandu beberapa wartawan Amerika Latin – tak mampu berkomentar atas pernyataan wartawan saat makan malam di salah satu café di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Wartawan itu berkata,“Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami….”

Sebelum berkunjung ke Indonesia mengikuti “Journalist Visit Programme”, wartawan itu membayangkan Indonesia –– sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam –– adalah negara yang memegang teguh prinsip-prinsip agama, etika, dan moral. Ternyata keliru. Di Ancol, dia menyaksikan anak-anak muda bebas melakukan apa saja di depan umum.

Teman pemandu itu tidak dapat berkata apa-apa. Ia terdiam, sunyi, dan kehilangan kebanggaan. Ia merasa asing dan terpelanting dalam fakta yang sangat nyata.

Dan, kita juga terpelanting atas hasil survei ini: Pada 2008, menurut keterangan Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN), M Masri Muadz, sebanyak 63 persen remaja Indonesia usia SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Mengutip hasil survei yang diterimanya, Masri menyebutkan, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2005-2006 di Jabotabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar, berkisar 47,54 persen remaja mengaku berhubungan seks sebelum nikah. Peningkatan ini, antara lain, disebabkan pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan, keluarga, dan media massa.

Data lain –– yang menyedihkan dan membuat kita bergidik –– berasal dari Departemen Kesehatan. Sampai September 2008, menurut data tersebut, sebanyak 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia. Dari jumlah itu, 54 persen adalah remaja.

Dan, simak lagi data ini: Survei yang dilakukan Annisa Foundation di Cianjur, Jawa Barat, pada 2007, menemukan hasil mengejutkan. Di kota ini, lebih dari 42,3 persen pelajar perempuan di kota santri itu telah melakukan hubungan seks pra-nikah. Para responden mengaku hubungan pra-nikah itu dilakukan atas suka sama suka. Bahkan, ada responden yang mengaku berhubungan lebih dengan satu pasangan.

Survei yang dilakukan pada Juli sampai Desember 2006 kepada 412 siswa SMP dan SMA itu, menurut Direktur Annisa Foundation, Laila Sukmadevi, kecenderungan pelajar Cianjur berhubungan seks pra-nikah bukan karena persoalan ekonomi. Alasan ekonomi hanya 9 persen, selebihnya karena pergaulan dan lemahnya kontrol orangtua.

Temuan lain Annisa Foundation, sebanyak 90 persen remaja yang melakukan hubungan pra-nikah tersebut, bukan karena tidak paham nilai-nilai agama dan moral. Mereka justru mengetahui bahwa perbuatan itu dosa dan sangat tidak pantas.

Jauh dari Jakarta, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur, survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Samarinda pada September 2008 lalu, menemukan hasil yang menyedihkan. Dari 300 pelajar Samarinda, 12 persen di antaranya mengaku pernah melakukan hubungan badan.

Menurut survei PKBI itu, 14 persen hubungan seks dilakukan di sekolah, 28 persen mengaku melakukannya di rumah. Ironisnya, hubungan badan dilakukan di sekolah saat jam istrahat maupun ketika usai belajar. Sedangkan di rumah dilakukan saat kedua orangtua tidak berada di rumah.

Organisasi riset nirlaba AS, Research And Development (RAND) melaporkan penelitiannya November 2008 lalu, bahwa tayangan televisi sangat berpengaruh terjadinya kehamilan di kalangan remaja di AS. Pengkajian yang disiarkan jurnal Pediatrics itu menyebutkan, remaja yang banyak menonton acara yang mengandung unsur seksual, menghadapi risiko hamil lebih besar.

Pengkajian itu memfokuskan pada 23 acara televisi kabel yang populer di kalangan remaja, antara lain komedi situasi, drama, acara realitas, dan kartun.

Angka kehamilan remaja di AS tetap tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersebut.

Hasil penelitian dan survei tersebut sangat menakutkan. Gaya hidup permisif, budaya televisi, telah mendorong para remaja terperosok dan jatuh ke jurang terdalam. Di Indonesia, remaja-remaja kita diserbu gaya hidup serba mungkin. Pendidikan agama telah berubah menjadi angka-angka dalam buku rapor semester.

Kehidupan remaja di AS dan Indonesia, terutama di perkotaan, hampir sulit dibedakan. Mereka mendapatkan apa saja. Bahkan, lemahnya penegakan hukum, memungkinkan remaja Indonesia mendapatkan jauh lebih besar dan menakutkan dibandingkan di AS. Video porno, majalah porno, tayangan televisi yang serba benda dan kemewahan, serta situs-situs porno di internet, dengan mudah didapatkan.

Dan, yang sangat menakutkan, ketika persoalan ini dianggap sebagai suatu yang biasa. Ini bahaya lebih dahsyat dari yang dibayangkan orangtua, pendidik, ulama, dan negara.

Seorang wartawan Amerika Latin berkata, “Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami…..’”

Wartawan itu sesungguhnya sedang menggugah kesadaran kita – yang selalu merasa lebih baik, lebih terhormat, dan bahkan lebih mulia. Ini sungguh menakutkan.

WANITA ADALAH PERHIASAN YANG TERMAHAL DIDUNIA APABILA MENJAGA MAKHKOTANYA !!

BAGAIMANA DENGA KAMU??


Source :
facebook.com
 

kanker serviks???

pensaran dengan iklan layanan masyarakat tentang kanker serviks…..yang disebutkan bisa membunuh 1 perempuan Indonesia setiap 1 jam..hhiiyyy apa siih kanker seviks itu??

ternyata kanker serviks itu adalah kanker yang terjadi di area leher rahim atau serviks.suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

jangan salah…ternyata kanker ini bukan hanya menyerang wanita yang sudah usia lanjut, tapi ternyata wanita berumur 20-30 tahun pun bisa diserang. kanker serviks adalah kanker numer 2 yang paling menyerang perempuan di seluruh dunia dan juga kanker ke dua yang paling sering menyebabkan kematian. setelah kanker payudara menempati urutan pertama.

OMG!!! denger kanker ajah udah serem bangged apalagi yang diserang daerah intim. wew….

tingginya angka kematian akibat kanker ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor ketidak tahuan atau minimnya informasi yang didapat oleh para wanita khususnya di Indonesia. nah…karena itu, nyok bareng2 cari tau apa sih penyebabnya??

ternyata penyebab kanker serviks itu adalah Human papilloma virus (HPV), yaitu sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat 100 tipe HPV di mana sebagian besar tidak bahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin).

Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya system kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kenker serviks. Dan dapat berkembang tanpa terkontrol dan dapatmenjadi tumor. adapun gejala kanker serviks itu sendiri adalah Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker.

Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi. Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.

wuidiihhh…….sekarang kita perlu tau neh pencegahan dari kanker ini, yaitu dengan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV diberikan pada wanita yang belum pernah mengalami kontak seksual dan kondisi rahimnya normal, dan tidak ada lesi pra kanker. Di Amerika vaksinasi ini biasa diberikan pada usia 9-13 tahun, untuk Indonesia rentang usia bisa sekitar 14-27 tahun. Kendala utama dari vaksinasi ini adalah harganya yang masih cukup mahal, sekitar Rp 950.000,- dimana diperlukan 3 kali suntikan secara serial untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.

kanker ini dapat menyerang melalui hubungan seksual. wanita yang berhubungan seksual di bawah 20 tahun (hayo yang pedhopil) atau yang sering berganti2 pasangan (wew….resiko AIDS kena kanker pula??!!)

nah..kalo kita positif terkena kanker serviks yang bisa kita ketahui hasilnya melalui pap smear lantas apa yang bisa kita usahakan untuk pengubatannya?

apabila telah dikatahui dari gejala awal, maka pengubatannya bisa dengan

1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.

2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

jika gejala kanker terdeteksi maka pengubatan yang dapat dilakukan adalah:

1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya. 2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim ?

Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.

Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama).

Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. serem juga yak??

hororrrr mulai sekarang mau lebih hidup sehat ah.....

Sumber :
http://www.facebook.com/home.php?#/inbox/?folder=[fb]messages&page=1&tid=1130739674306
 

Bagi Katak, Bulan Purnama Saatnya Pesta Seks

Category: , , , , , , , , , By Little Hari

KOMPAS.com - Selama ini bulan purnama identik dengan romantisme dan saat yang asyik untuk bermesraan dengan kekasih. Ternyata hal tersebut juga benar dan berlaku di dunia hean khususnya amfibi.

Para peneliti menemukan bahwa amfibi di seluruh muka bumi melakukan pesta kawin pada saat bulan purnama. Walaupun belum banyak diketahui, tetapi fenomena ini terjadi secara global. Semua spesies amfibi seperti katak, kodok, dan salamander melakukan aktivitas perkawinannya selama periode itu.

Pergerakan bulan yang tengah berada pada fase penuh umum dimanfaatkan hewan. Amfibi pun menggunakan siklus ini untuk mengumpulkan spesies katak jantan dan betina dalam waktu yang sama. Dengan demikian, potensi kesuksesan pembuahan telur dapat dimaksimalkan.

Pada 2005, ahli biologi Rachel Grant yang sedang meneliti mengenai salamander dekat sebuah telaga di wilayah Italia Tengah, tanpa sengaja melihat begitu banyak katak memenuhi jalan di bawah bulan purnama.

"Meski masih ada kemungkinan ini hanya suatu kebetulan, tapi di bulan berikut saya melewati jalan yang sama di hari senja, dan kembali menemukan sejumlah katak. Jumlahnya meningkat seiring bulan bertambah besar, mencapai puncaknya pada bulan purnama, lantas berangsur-angsur berkurang," ujarnya.

Oleh sebab itu, Grant kembali ke lokasi tersebut pada 2006 dan 2007. Ia kemudian membandingkan data perolehannya dengan data penelitian perilaku kawin katak-katak di sebuah kolam dekat Oxford, Inggris yang dikumpulkan oleh Tim Halliday; serta data Elizabeth Chadwick dari Universitas Cardiff mengenai katak-katak dan kadal-kadal di Wales.

Hasilnya, disimpulkan terdapat 3 fase hidup pada amfibi yang dipengaruhi perputaran bulan, yakni fase pembiakan (breeding site), fase perkawinan (mating site), dan fase bertelur (spawning site). Spesies katak biasa Bufo bufo melakukan ketiga fase ini selama masa bulan purnama. Begitu pula dengan spesies katak Jawa Bufo melanostictus, yang melakukan fase perkawinannya dalam periode bulan purnama, di mana katak betina melakukan ovulasi pada saat berdekatan atau di waktu yang sama.

Sementara spesies katak Rana temporaria melakukan fase bertelur pada bulan purnama. Perkawinan kadal juga dipengaruhi siklus bulan walaupun hasil yang ditunjukkannya tidak sejelas pada katak.

"Kami kira gejala ini tersebar di seluruh dunia. Bagaimanapun, perbedaan ekologi dan cara reproduksi juga akan mempengaruhi hal ini, dan itu perlu diselidiki lebih lanjut," ujar Grant.


Sumber :http://sains.kompas.com

 

13 Juta ABORSI DI CHINA SETIAP TAHUN

Category: , , , , , , , , , , By Little Hari
China setiap tahun. Ini akibat rendahnya pendidikan mengenai kontrasepsi dan makin meningkatnya jumlah anak muda berhubungan seks.

Setidaknya satu dari tiga pelapor pada hotline Shanghai ingin tahu mengenai cara mencegah kehamilan, dan hanya satu dari lima penanya mendapat penjelasan mengenai penyakit kelamin. Demikian dilaporkan surat kabar resmi China Daily mengutip survei yang dilakukan Rumah Sakit Militer 411 Beijing dan dilansir Reuters, Kamis (30/7).

"Seks bukan barang tabu di kalangan orang muda saat ini, dan mereka meyakini bahwa mereka bisa belajar segala suatu yang mereka inginkan dari internet. Namun, hal itu tak berarti mereka telah mengembangkan secara tepat pemahaman atau sikap ke arah itu," kata surat kabar itu mengutip gineakologis rumah sakit tersebut, Yu Dongyang.

Sampai 1990-an, dokter minta wanita berstatus menikah untuk aborsi di klinik, sebagai bagian dari sistem keluarga berencana untuk membatasi pasangan dengan satu anak saja. Kini, data pemerintah menunjukkan bahwa hampir dua pertiga wanita yang melakukan aborsi berumur antara 20-29 tahun, dan sebagian besar mereka lajang.

Penerangan keluarga berencana pada umumnya diberikan kepada pasangan muda. Beberapa wanita bujangan juga diduga melakukan praktik aborsi karena berdasarkan undang-undang sekarang, ibu yang tak menikah tak bisa mendapatkan "hukou" atau kartu daftar keluarga untuk anak mereka. Tanpa daftar itu sangat sulit bagi warga China untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan umum lainnya.

China juga menjual sekitar 10 juta pil aborsi setiap tahunnya, dan banyak aborsi lainnya yang dilakukan di klinik-klinik yang tak terdaftar, kata surat kabar itu mengutip Wu Shangchun, direktur bagian pada Komisi Keluarga Berencana dan Kependudukan Nasional.

Di Amerika Serikat, sebaliknya, yang penduduknya kurang dari seperempat dari penduduk China, angka resmi dari Pusat Pengendalian Penyakit menunjukkan, terdapat 820.000 aborsi pada 2005 di luar California, Louisiana, dan New Hampshire yang tidak memasok data.

Sun Xiaohong dari bagian pendidikan keluarga berencana Shanghai mengatakan, pihaknya sulit untuk mempromosikan pendidikan seks di sekolah karena beberapa guru dan orangtua berpendapat hal itu hanya akan mendorong seksualitas remaja menjadi semakin aktif.

Para pengguna jejaring internet di China akan dilarang untuk mengembara di dunia maya berkaitan dengan riset laman internet dan medis mengenai seks mulai Juli, di tengah-tengah pemberantasan konten pornografi di internet.


Sumber: http://www.facebook.com/home.php?#/inbox/readmessage.php?t=1103131906219&mbox_pos=0
 

Kanker rahim

Category: , , , By Little Hari
hati-hati! Hubungan Seksual di Bawah Usia 17 Tahun Bisa Memicu Kanker Rahim. Kanker rahim atau disebut kanker corpus tergolong penyakit yang banyak diderita kaum perempuan. Penyakit ini mematikan.

Penyakit ini muncul karena sel dinding (epitel) rahim berkembang tidak normal. Seperti penyakit kanker lainnya, pemicu kanker rahim ini pun belum diketahui secara pasti.

Beberapa penelitian kemudian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus papilloma. Penyebab kanker rahim adalah human papilloma virus (HPV). HPV ini muncul, antara lain, karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks.

Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan itu tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim.

Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak memberikan gejala-gejala sakit seperti itu.

Hubungan seksual di bawah usia 17 tahun juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker. Mengapa? Pada rentang usia 12 hingga 17 tahun itu, perubahan sel dalam mulut rahim sedang sangat aktif. Ketika sel sedang membelah secara aktif (metaplasi), idealnya tidak terjadi kontak atau rangsangan apa pun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.

Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim, dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar. Sel abnormal ini pun bisa menyebar ke organ lain di dalam tubuh, misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak.

Kanker ini juga bisa disebabkan oleh nikotin yang ada di dalam darah. Mengapa? Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan segera merasuk ke dalam darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Zat nikotin yang ada di dalam darah itu akan singgah di seluruh bagian tubuh, termasuk mulut rahim dan selaput leher rahim yang sangat peka terhadap zat nikotin.

Zat nikotin itu memicu pertumbuhan sel tidak normal yang kemudian menjadi biang munculnya kanker mulut rahim. Gejala-gejala. Kanker rahim memiliki beberapa stadium. Pada stadium awal, kanker ini sulit dideteksi.

Tak heran, banyak pasien baru sadar bahwa mereka mengidap kanker rahim ketika kanker itu sudah masuk stadium yang cukup berat. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium satu, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan.

Keluhan baru ada di stadium dua dan tiga. Gejala yang tampak adalah keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk, sering terjadi perdarahan dan nyeri saat bersenggama. Pada stadium dini, keadaan penderita masih baik.

Tetapi pada stadium lanjut, kesehatan penderita bisa sangat merosot. Penderita tampak pucat, kurus, nafsu makan menurun, mengeluarkan keputihan disertai darah terus menerus, keputihan bercampur darah dan berbau, perut bagian bawah terasa sesak dan nyeri, tungkai bagian bawah bengkak karena bendungan pada pembuluh darah balik di kaki.

Pada stadium lanjut, biasanya pasien dironsen (diradiasi) dan diberi kemoterapi (obat anti kanker). Hanya saja, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Deteksi dini. Penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai penyebab kematian. Salah satu pencegahannya adalah deteksi dini.

Persoalannya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah banyak mengeluh. Jika dibiarkan, kanker ini akan semakin mengganas.

Harus diketahui, kata Ivan, perkembangan prakanker menjadi kanker stadium berat membutuhkan waktu selama 10 sampai 20 tahun. Dengan demikian, dengan screening atau deteksi dini, proses perkembangan sel kanker bisa dicegah.

Salah satunya adalah dengan pap smear test. Pap smear test adalah metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel tersebut.

Perubahan sel-sel mulut rahim yang terdeteksi akan memungkinkan dokter mengambil tindakan pengobatan sebelum sel-sel tersebut berkembang menjadi sel kanker. Pap smear test sebaiknya dilakukan perempuan yang sudah menikah, atau perempuan yang tidak menikah tetapi melakukan hubungan seksual aktif, minimal setahun sekali.


sumber: http://www.facebook.com/group.php?gid=127533916494
 

Kurikulum s2-s3 Komunikasi2008

By Little Hari
Kurikulum s2-s3 Komunikasi2008 Kurikulum s2-s3 Komunikasi2008 Republik Endonesia Kurikulum s2 dan s3 komunikasi, pasca sarjana Universitas Padjajaran
 

PENGERTIAN FILSAFAT

By Little Hari
PENGERTIAN FILSAFAT


Buat download copy URL ini:
http://www.scribd.com/full/15439008?access_key=key-s8yh1o78azwaus5fgck
http://www.scribd.com/doc/15439008/PENGERTIAN-FILSAFAT
 

inovasi pendidikan

By Little Hari
Makalah tentang inovasi pendidikan Makalah tentang inovasi pendidikan masyhad makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan
 

Evaluasi Hasil Belajar

Category: , , , , By Little Hari
Evaluasi Hasil Belajar

a. Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudijono, 1996: 3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4) ada tiga macam yaitu : (1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak dua buah kota, (2) pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar serta (3) pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang diperoleh melalui proses tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Menurut Lien; pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.
Menurut Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai. aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan psikomotor dirubah menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan aspek-aspek ini harus sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan pengukuran khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari alat ukur, cara mengukur dan obyek yang diukur.

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes dapat memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek.


b. Penilaian
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangn professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.
Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Menurut Djemari Mardapi (2004: 18) ada dua acuan yang dapat dipergunakan dalam melakukan penilaian yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Dalam melakukan penilaian dibidang pendidikan, kedua acuan ini dapat dipergunakan. Acuan norma berasumsi bahwa kemampuan seseorang berbeda serta dapat digambarkan menurut kurva distribusi normal. Sedangkan acuan kriteria berasumsi bahwa apapun bisa dipelajari semua orang namun waktunya bisa berbeda.
Penggunaan acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Misalnya jika seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya digunakan untuk menentukan kelulusan seseorang. Seseorang yang dikatakan telah lulus berarti bisa melakukan apa yang terdapat dalam kriteria yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria, ini biasanya dipergunakan untuk ujian-ujian praktek.
Dengan adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari pengukuran ataupun penilaian akan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan acuan yang digunakan. Misalnya, kecepatan kendaraan 40 km/jam akan memiliki interpretasi yang berbeda apabila kendaraan tersebut adalah sepeda dan mobil.


c. Evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: (1) sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut, (2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan (3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Evaluasi sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan masih merupakan suatu fenomena baru. Usaha evaluasi yangsistematis seperti yang dikembangkan pada saat ini belum berlangsung lama. Kegiatan sistematis untuk evaluasi belum berusia satu abad penuh (100 tahun) ketika usaha tersebui pertama kali dilakukan oleh Rice pada akhir abad ke-19. Pada waktu itu Rice melakukan penelitian mengenai hasil belajar siswa menurut model yang kita kenal seperti saat kini.
Istilah tersebut menjadi bertambah terkenal setelah belahan kedua abad ke-20 ini. Tyler yang pada mulanya masih mempergunakan istilah pengukuran (measurementa) kemudian mempergunakaa istilah evaluasi. Sejak saat itu istilah evaluasi menguasai buku-buku teks pendidikan. Sejalan dengan popularitas pemakaian istilah itu berkembang pula bermacam-macam pengertian terhadap kata evaluasi. Tidak jarang pengertian yang dianut oleh setiap penulis terhadap istilah itu bertentangan satu dengan lainnya (Renzuli, 1974:49; Jenkins, 1976:6).
Contoh-contoh berikut ini kiranya cukup untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan tersebuL Bagi Tyler (1949), Cronbach (1963), Taylor dan Maguire (1966), Scriven (1967), dan Stake (1967). evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukannilai suatu program. Stake, umpamanya,mengatakan: bahwa evaluasi adalah: inquiries into the worth of any intructionai program. Such inquiries depandom directassesstnent, on objective testing and on subjective judgement, (penelitian terhadap harga/nilai setiap program pengajaran. Penelitian tersebut sangat tergantung dari penilaian langsung, tes yang objektif dan atas pertimbangan yang subjektif). Jadi jelas bahwa menurut Stake dalam satu kegiataa penilaian yang langsung dilakukan oleh orang yang mengadakan evaluasi, persyaratan ini penting dilaksanakan untuk menjamin agar data yang diperoleh adalah data yang benar-benar berasal dan sumber data yang dimaksud.
Juga Stake mempersyaratkan agar suatu evaluasi didasarkan atas data yang diperoleh dari sesuatu yang bersifat objektif.
• Fungsi evaluasi
 Sebagai alat seleksi
 Sebagai alat pengukur keberhasilan
 Sebagai alat penempatan
 Sebagai alat diagnostik

Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
1. PENGERTIAN EVALUASI
Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, gurung yang tidak mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli taerhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak didiknya.
Walaupun ada terobosan baru metode belajar yang bagus, seperti yang di pelopori oleh bobby de porter dalam quantum learningnya, tetapi itu saja tidak cukup, metode yang bagus saja tidak cukup tanpa evaluasi, maka evaluasi sangat di butuhkan sekali dalam pendidikan.
Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.chabib thoha, beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Selain pengertian di atas ternyata pengertian evaluasi pendidikan merupakan proses yang sistematis dalam :
• Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok
• Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

Bukan hanya seperti di katakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu di antaranya:
• Measurement / pengukuran diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor mengenai prestasi yang telah dicapai siswa pada periode tertentu dengan menggunakan berbagai tekhnik dan alat ukur yang relevan.

• Tes secara harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi, prestasi sebagai hasil pembelajaran.
• Assessment adalah suatu proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut menjadi suatu bentuk yang dapat dijelaskan.

2. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
• Membuat kebijaksanaan dan keputusan
• Menilai hasil yang dicapai para pelajar
• Menilai kurikulum
• Memberi kepercayaan kepada sekolah
• Memonitor dana yang telah diberikan
• Memperbaiki materi dan program pendidikan


Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu :
• Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu tertentu
• Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.
Maju dan mundur belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif.

FUNGSI EVALUASI BERSIFAT EVALUATIF
A. Fungsi prognostik yaitu meramalkan sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya
B. Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang bertujuan yang bertu11/21/2006juan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta penyebabnya
C. Fungsi judgement yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menetukan keberhasilan siswa atau tes penentuan akhir.


Fungsi evaluasi bagi siswa
Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan
a. Hasil bagi siswa yang memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
b. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa
Fungsi evaluasi bagi guru
a. Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
b. Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
c. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
d. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
Fungsi evaluasi bagi sekolah
a. Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
b. Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
c. Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
d. Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.
Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai objek dan subjek evaluasi pendidikan, yaitu :
 Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta sekolahnya dan dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan sekolahnya.
 Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar, keberhasilannya dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.
 Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada didalamnya serta dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang bernaung didalamnya.
 Setelah semua tugas evaluasi kita lakukan kita akan banyak memetik manfaat dari evaluasi itu, baik bagi siswa, guru maupun sekolah yang seandainya kita mengambil benang merah dari nya kita akan mengetahui apa-apa yanga harus dan yang tidak harus lagi kita lakukan untuk kedepannya.

Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;
1. Fungsi selektif
2. Fungsi diagnostik
3. Fungsi penempatan
4. Fungsi keberhasilan

Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;
1. Perbaikan sistem
2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3. Penentuan tindak lanjut pengembangan
• Tujuan evaluasi

 Pada fungsi evaluasi (a), bertujuan untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan jurusan dan jenjang pendidikan tertentu
 Pada (b dan d), bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan
 Pada (c), bertujuan untuk menentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan
 Untuk menetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami bahan pelajarannya
 Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan
 Dalam rangka promosi untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan siswa untuk naik kelas, atau mengulang pada kelas yang sama

• Tujuan evaluasi pendidikan
 Untuk memberikan umpan balik (feed back) guna memperbaiki proses belajar mengajar
 Untuk mengetahui hasil kemajuan belajar siswa
 Untukmenempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang sesuai dan tepat.
 Untuk menemukan kesulitan belajar siswa dan factor penyebabnya (diagnostic)


• Sasaran evaluasi
1. Input
Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.

2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya.

3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

















Sumber :
http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html
http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html
http://massofa.wordpress.com/2008/07/27/tes-pengukuran-dan-evaluasi/
http://dokumens.multiply.com/journal/item/34
http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/
http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/
 

situs-situs yang oke buat para downloader

Category: , , , , , By Little Hari
ini ada beberapa situs untuk para downloader....
mungkin saya baru bisa memberikan sedikit.....
tapi saya akan update bila menemukan yang lain....


oya saya lupa,ini untuk para insan pendidik atau mahasiswa kejuruan pendidikan

http://rumahdownload.gofreeserve.com/haldol.php?halaman=12
























File Search Engine


maxlength="255" value="" />








 







Powered by filespump search engine





http://www.erosssoft.co.cc/1_7_Silabus-RPP-Kisi-Kisi-Soal.html

http://epg-studio.blogspot.com/2009/03/silabus-rpp-ktsp-tingkat-sd-smp-dan-sma.html
 

Antropologi Pendidikan

Category: , , By Little Hari

A. Pendahuluan


Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi. Selain itu, proses belajar individu sebagai kegiatan sosial budaya merupakan pemahaman dari Antropologi Pendidikan, termasuk di dalamnya peran pendidikan formal dan pendidikan informal.

Antropologi pendidikan adalah cabang spesialisasi yang termuda dalam antropologi. Antropologi sebagai kajian manusia dan cara-cara hidup mereka, yang muncul pada saat lahirnya gagasan oleh semangat etnografi, arkeologi, geologi dan terutama di dorong oleh semangat Darwinisme. Dengan didorong oleh konsep evolusi organisme, mulailah berkembang Antropologi dengan pandangan bahwa pada dasarnya semua kebudayaan manusia berkembang melalui tahap-tahap yang menjurus kearah kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Eropa dan Amerika.

Menurut ahli Antropolog Amerika, L.H.Morgan, ada tiga tahap perkembangan kebudayaan manusia, yaitu savagery, barbarisme dan civilization yang melukiskan proses evolusi manusia dan masyarakat dari semua manusia dan masyarakat di dunia. Sedangkan di daerah Eropa, ada aliran Diffusionisme (kulturkreis) yang mengemukakan bahwa berbagai kebudayaan umat manusia bukan muncul sebagai hasil pertumbuhan paralel yang independent tetapi merupakan difusi dan invensi dari beberapa pusat kebudayaan. Emile Durkheim, Bronislaw Malinowski (Eropa) dan Franz Boas (Amerika) memprakarsai lahirnya Antropologi empiris dengan mengembangkan beberapa aliran tertentu. Franz Boas yang mempengaruhi beberapa antropolog Amerika dengan konsep kebudayaan sebagai satu totalitas (totalitas es wholes) yang memperhatikan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan berbeda, sedangkan pengikutnya mengarahkan perhatian pada pola-pola dasar atau konfigurasi-konfigurasi dari bagian yang membuat bagian masing-masing kebudayaan berfungsi sebagai satu keseluruhan. Maka sejak itu kajian mengenai kebudayaan dan kepribadian menjadi inovasi utama, yaitu tentang proses bagaimana sebuah kebudayaan di internalisasikan dan dirubah oleh individu yang memungkinkan kebudayaan muncul dan berfungsi. (Koentjaraningrat, 1987).

Sebagai cabang ilmu termuda di antara ilmu-ilmu sosial lainnya, Antropologi telah melampaui ilmu sosial lainnya dalam rentangan subjek matter dan metodologi. Antropolog menghubungkan semua aspek terhadap kebudayaan sebagai satu keseluruhan yang mengkaji semua kebudayaan baik lampau maupun sekarang, sederhana ataupun maju. Antropolog menyadarkan kita akan keragaman kebudayaan umat manusia dan pengaruh yang dalam dari pendidikan (cultural conditional) terhadap perilaku dan kepribadian manusia.

A. Antropologi, Pendidikan dan Kebudayaan

1. Antropologi dan Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan.

Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan. Pendidikan bersifat konservatif yang bertujuan mengekalkan hasil-hasil prestasi kebudayaan, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi sehinga dapat menyesuaikan diri pada kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan di dalam dan diluar kebudayaan serta merintis jalan untuk melakukan perubahan terhadap kebudayaan.

G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan social budayanya. Teori khusus dan percobaan yang terpisah tidak akan menghasilkan disiplin antropologi pendidikan. Pada dasarnya, antropologi pendidikan mestilah merupakan sebuah kajian sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropolog terhadap pendidikan dan asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan.(Imran Manan, 1989)

Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakkan secara hati-hati. Hal ini disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik, sukar untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif. Setiap penyeldikan yang dilakukan oleh para ilmuwan akan memberikan sumbangan yang berharga dan mempengaruhi pendidikan.

Antropologi pendidikan dihasilkan melalui teori khusus dan percobaan yang terpisah dengan kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, sehingga antropolog menyimpulkan bahwa sekolah merupakan sebuah benda budaya yang menjadi skema nilai-nilai dalam membimbing masyarakat. Namun ada kalanya sejumlah metode mengajar kurang efektif dari media pendidikan sehingga sangat berlawanan dengan data yang didapat di lapangan oleh para antropolog. Tugas para pendidik bukan hanya mengeksploitasi nilai kebudayaan namun menatanya dan menghubungkannya dengan pemikiran dan praktek pendidikan sebagai satu keseluruhan.

2. Makna Kebudayaan

Makna kebudayaan, secara sederhana berarti semua cara hidup (ways of life) yang telah dikembangkan oleh anggota masyarakat. Dari prespektif lain kita bisa memandang suatu kebudayaan sebagai perilaku yang dipelajari dan dialami bersama (pikiran, tindakan, perasaan) dari suatu masyarakat tertentu termasuk artefak-artefaknya, dipelajari dalam arti bahwa perilaku tersebut disampaikan (transmitted) secara sosial, bukan diwariskan secara genetis dan dialami bersama dalam arti dipraktekkan baik oleh seluruh anggota masyarakat atau beberapa kelompok dalam suatu masyarakat.

Masyarakat merupakan suatu penduduk lokal yang bekerja sama dalam jangka waktu yang lama untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan kebudayaan merupakan cara hidup dari masyarakat tersebut atau hal-hal yang mereka pikirkan, rasakan dan kerjakan. Masyarakat mungkin saja memiliki satu kebudayaan jika masyarakat tersebut kecil, terpisah dan stabil.

3. Isi Kebudayaan

Pada dasarnya gejala kebudayaan dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan/aktivitas, gagasan/ide dan artefak yang diperoleh, dipelajari dan dialami. Kebudayaan dapat diklasifikasikan atas terknologi sebagai alat-alat yang digunakan, organisasi sosial sebagai kegiatan institusi kebudayaan dan ideologi yang menjadi pengetahuan atas kebudayaan tersebut. Menurut R. Linton, kebudayaan dapat diklasifikasikan atas:

1) Universals: pemikiran-pemikiran, perbuatan, perasaan dan artefak yang dikenal bagi semua orang dewasa dalam suatu masyarakat.

2) Specialisties: gejala yang dihayati hanya oleh anggota kelompok sosial tertentu.

3) Alternatives: gejala yang dihayati oleh sejumlah individu tertentu seperti golongan profesi.

Kebudayaan merupakan gabungan dari keseluruhan kesatuan yang ada dan tersusun secara unik sehingga dapat dipahami dan mengingat masyarakat pembentuknya. Setiap kebudayaan memiliki konfigurasi yang cocok dengan sikap-sikap dan kepercayaan dasar dari masyarakat, sehingga pada akhirnya membentuk sistem yang interdependen, dimana koherensinya lebih dapat dirasakan daripada dipikirkan pembentuknya. Kebudayaan dapat bersifat sistematis sehingga dapat menjadi selektif, menciptakan dan menyesuaikan menurut dasar-dasar dari konfigurasi tertentu. Kebudayaan akan lancar dan berkembang apabila terciptanya suatu integrasi yang saling berhubungan.

Dalam kebudayaan terdapat subsistem yang paling penting yaitu foci yang menjadi kumpulan pola perilaku yang menyerap banyak waktu dan tenaga. Apabila suatu kebudayaan makin terintegrasi maka fokus tersebut akan makin berkuasa terhadap pola perilaku dan makin berhubungan fokus tersebut satu dengan yang lainnya dan begitu pula sebaliknya. Kebudayaan akan rusak dan bahkan bisa hancur apabila perubahan yang terjadi terlalu dipaksakan, sehingga tidak sesuai dengan keadaan masyarakat tempat kebudayaan tersebut berkembang. Perubahan tersebut didorong oleh adanya tingkat integrasi yang tinggi dalam kebudayaan. Apabila tidak terintegrasi maka kebudayaan tersebut akan mudah menyerap serangkaian inovasi sehingga dapat menghancurkan kebudayaan itu sendiri.

4. Sifat Kebudayaan

Kebudayaan yang berkembang pada masyarakat memiliki sifat seperti:

1) Bersifat organik dan superorganik karena berakar pada organ manusia dan juga karena kebudayaan terus hidup melampaui generasi tertentu.

2) Bersifat terlihat (overt) dan tersembunyi (covert) terlihat dalam tindakan dan benda, serta bersifat tersembunyi dalam aspek yang mesti diintegrasikan oleh tiap anggotanya.

3) Bersifat eksplisit dan implisit berupa tindakan yang tergambar langsung oleh orang yang melaksanakannya dan hal-hal yang dianggap telah diketahui dan hal-hal tersebut tidak dapat diterangkan.

4) Bersifat ideal dan manifest berupa tindakan yang harus dilakukannya serta tindakan-tindakan yang aktual.

5) Bersifat stabil dan berubah yang diukur melalui elemen-elemen yang relatif stabil dan stabilitas terhadap elemen budaya.

5. Teori-teori Kebudayaan

Ada tiga pandangan tentang kebudayaan, yakni:

1) Superorganik: kebudayaan adalah realitas super dan ada di atas dan di luar pendukung individualnya dan kebudayaan memiliki hukum-hukumnya sendiri. Inti pandangan superorganik adalah kebudayaan merupakan sebuah kenyataan sui generis, karena itu mesti dijelaskan dengan hukum-hukumnya sendiri. Kebudayaan tidak mungkin diterangkan dengan menggunakan sumbernya sebagaimana sebuah molekul dimengerti hanya dengan jumlah atom-atomnya, sumber-sumber bisa menjelaskan bagaimanan kebudayaan muncul, tetapi bukan kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan lebih daripada hasil kekuatan-kekuatan sosial dan ekonomi dan kebudayaan merupakan realitas yang menyebabkannya mungkin ada.

Pandangan superorganik mempunyai implikasi terhadap pendidikan. Yang pertama adalah bahwa pendidikan ialah sebuah proses mengontrol manusia dan membentuknya sesuai dengan tujuan kebudayaan. Kebijakan pendidikan ditentukan oleh individu-individu, tetapi individu-individu hanya alat melalui mana kekuatan-kekuatan budaya mencapai tujuannya. Jika kebudayaan menentukan perilaku anggota-anggotanya, kurikulum mesti dikembangkan atas kajian langsung dari keadaan kebudayaan sekarang dan masa depan. Pandangan superorganik juga berimplikasi pada pengawasan pendidikan yang ketat dari pemerintah untuk menjamin bahwa guru-guru menanamkan dalam diri generasi muda atas gagasan-gagasan, sikap-sikap dan keterampilan-keterampilan yang perlu bagi kelanjutan kebudayaan

2) Konseptualis: kebudayaan bukanlah suatu entitas sama sekali, tetapi sebuah konsep yang digunakan antropolog untuk menghimpun/meunifikasikan serangkaian fakta-fakta yang terpisah-pisah. Menurut kaum konseptualis, pada akhirnya semua kebudayaan mesti diterangkan secara sosial psikologis. Kebudayaan bukan dihasilkan dari kekuatan super human karena kebudayaan mendapatkan semua kualitas dari kepribadian dan interaksi dari kepribadian.

Pengikut konseptualis setuju bila anak-anak harus mempelajari warisan budaya sesuai dengan perhatiannya. Melalui pengalamannya sendiri dengan mengetes pengalaman belajarnya dan orang lain bila mendapat pandangan dan hal yang objektif mengenai kebudayaan.

3) Realis: kebudayaan adalah kedua-duanya, yaitu sebuah konsep dan entitas empiris. Kebudayaan adalah konsep dimana ia bangunan dari Antropologi dan kebudayaan sebuah entitas empiris yang menunjukkan cara mengorganisir fenomena-fenomena. Beberapa antropolog mempertahankan bahwa kebudayaan merupakan konsep dan realita yang berbentuk konstruk, bukan sebagai satu entitas yang bisa diamati tapi nyata karena tidak berbeda dalam mengamatinya.

Menurut kaum realis terhadap pendidikan adalah dengan menanamkan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan tertentu yang dipilih kebudayaan maka sistem pendidikan akan melatih individu untuk merubah kebudayaannya.

B. Transmisi Budaya dan Pendidikan

Dalam kepustakaan antropologi pendidikan ditemukan beberapa konsep yang paling penting, yakni enculturation (pembudayaan/pewarisan), socialization (sosialisasi/pemasyarakatan), education (pendidikan), dan schooling (persekolahan).

Menurut Herskovits, bahwa enkilturasi berasal dari aspek-aspek dari pengalaman belajar yang memberi ciri khusus atau yang membedakan manusia dari makhluk lain dengan menggunakan pengalaman-pengalaman hidupnya. Proses enkulturatif bersifat kompleks dan berlangsung hidup, tetapi proses tersebut berbeda-beda pada berbagai tahap dalam lingkaran kehidupan seorang. Enkulturasi terjadi secara agak dipaksakan selama awal masa kanak-kanak tetapi ketika mereka bertambah dewasa akan belajar secara lebih sadar untuk menerima atau menolak nilai-nilai atau anjuran-anjuran dari masyarakatnya. Bahwa tiap anak yang baru lahir memiliki serangkaian mekanisme biologis yang diwarisi, yang harus dirubah atau diawasi supaya sesuai dengan budaya masyarakatnya.

Kesamaan dari konsep enkulturasi dengan konsep sosialisasi terlihat dari pernyataan Herkovits yang mengatakan bahwa sosialisasi menunjukkan proses pengintegrasi individu ke dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses yang menyebabkan individu memperoleh kompetensi dalam kebudayaan kelompok.

Menurut Hansen, enkulturasi mencakup proses perolehan keterampilan bertingkah laku, pengetahuan tentang standar-standar budaya, dan kode-kode perlambangan seperti bahasa dan seni, motivasi yang didukung oleh kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan menanggapi, ideologi dan sikap-sikap. Sedangkan sosialisasi menurut Gillin dan Gillin adalah proses yang membawa individu dapat menjadi anggota yang fungsional dari suatu kelompok, yang bertingkah laku menurut standar-standar kelompok, mengikuti kebiasaan-kebiasaan kelompok , mengamalkan tradisi kelompok dan menyesuaikan dirinya dengan situasi-situasi sosial yang ditemuinya untuk mendapatkan penerimaan yang baik dari teman-teman sekelompoknya.

Bagi Herskovits, pendidikan (education) adalah ”directed learning” dan persekolahan (schooling) adalah “formalized learning”. Dalam literature pendidikan dewasa ini dikenal istilah pendidikan formal, informal dan non-formal. Pendidikan formal adalah system pendidikan yang disusun secara hierarkis dan berjenjang secara kronologi mulai dari sekolah dasar sampai ke universitas dan disamping pendidikan akademis umum termasuk pula bermacam-macam program dan lembaga untuk pendidikan kejuruan teknik dan profesional.

Pendidikan informal adalah pendidikan seumur hidup yang memungkinkan individu memperoleh sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dan pengaruh-pengaruh yang ada di lingkungannya dari keluarga, tetangga. Label informal berasal dari kenyataan bahwa tipe proses belajarnya bersifat tidak terorganisasi dan tidak tersistematis. Pendidikan informal biasanya dilaksanakan dalam masyarakat sederhana dimana belum ada sekolah.

Karangan Margared Mead mengenai pendidikan dalam masyarakat sederhana (1942), dimana ia membedakan antara learning cultures dan teaching cultures atau kebudayaan belajar dan kebudayaan mengajar. Dalam golongan yang pertama, warga masyarakatnya belajar dengan cara yang tidak resmi yaitu dengan berperan serta dalam kehidupan rutin sehari-hari. Dimana mereka memperoleh segala pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mereka perlukan untk dapat hidup dengan layak dalam masyarakat dan kebudayaan mereka sendiri. Dalam golongan yang kedua, warga masyarakat mendapat pelajaran dari warga-warga lain yang lebih tahu, yang seringkali dilakukan dalam pranata-pranata pendidikan yang resmi, dimana mereka memperoleh segala pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mereka perlukan.

Pendidikan non-formal merupakan kegiatan terorganisasi di luar kerangka sekolah formal atau sistem universitas yang ada yang bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan tertentu, pengetahuan, sikap-sikap. Pendidikan non-formal memusatkan perhatian kepada perbaikan kehidupan sosial dan kemampuan dalam pekerjaan. Pendidikan non-formal lebih berorientasi terhadap menolong individu-individu memecahkan masalah mereka, bukan pada penyerapan isi kurikulum tertentu. Pengajaran dilakukan melalui kerjasama dengan guru, umpamanya dengan pekerja-pekerja ahli, pekerja sosial, penyuluh pertanian, dan petugas kesehatan.

C. Pendidikan Adalah Kebudayaan : Renungan Leo Tolstoy

Persoalan pendidikan yang rumit memicu berbagai tingkat dalam berbagai cara , pentingnya masalah pendidikan hingga para filsuf pertama mengembangkan teori-teori formal yang mengkaitkan pendidikan dengan konsepsi politik serta hakikat manusia, ditingkat yang kurang formal orang tua bertanggung jawab mengembangkan prinsip pengasuhan anak dalam masyarakat serta nilai-nilai anak dimasa depan sebagai individu dan warganegara

Kedua masalah ini mempunyai konflik yang khusus di masyarakat yang kompleks menuntut cara-cara formal untuk menyalurkan perbaharuan tentang kebudayaan serta pentingnya meneliti fungsi pendidikan dalam kebudayaan. Asumsi ini muncul karena frustasi Tolstoy yang menjangkit di dunia pendidikan secara objektif, Tolstoy melihat usaha pendidikan berlangsung secara otomatis yang terlihat dengan tidak mempedulikan sasaran-sasaran serta tujuan-tujuan yang sejati yang terbelenggu oleh pemikiran-pemikiran dan tata cara tradisional, seorang murid telah diabaikan sebagai faktor dalam pemikiran tentang pendidikan. Kegagalan mengenali fakta pokok ini menyuburkan penyimpangan-penyimpangan dan kesalahan konsep yang menjamin kegagalan pendidikan.

Asumsi plato sama dengan yang dirasakan Tolstoy yang menyaksikan penyia-nyiaan bakat serta kurangnya kreatifitas kaum muda dimasyarakat Atena. Hal serupa juga sama yang menyerupai asumsi Jean-Jacques Rousseau yang merasa dirinya harus mencari pandang sepenuhnya baru dan segar untuk menatap keseluruhan proses pendidikan serta nalar yang mendasarinya. John Dewey juga mengajukan pedagogi baru yang didasari psikologi yang nalar. Pandangan Tolstoy tidak tuntas karena lebih menyinarkan akal sehat romantis pragmatis, ad bock atau anti teoritis. Tolstoy mengungkapkan renungan yang cukup mendalam bagaimana seharusnya kita berkarya. Asumsi Tolstoy memakai dua sumber konsepsi philosofisnya tentang kehidupan secara umum dan kesenian secara khusus serta pengalaman praktis yang ia dapatkan dari sekolah anak-anak tani yang didirikannya. Di Yasno-Polyana pengaruh dua sumber ini saling berkaitan anatara satu dengan yang lainnya. Tolstoy memakai anekdok percakapannya dengan salah seorang murid, Fedka tentang hubungan antara seni dengan kebudayaan sebagai titik tolak pengantar karya besarnya dibidang estetika.

Pandangan Tolstoy tentangan kehidupan bersifat romantis yang menekankan pentingnya roh manusia yang bebas dihidupkan oleh Tuhan dan diarahkan oleh minat, emosi serta hasrat pribadi. Pandangan Tolstoy sama dengan Rousseau tetapi Tolstoy tetap mengkritik yang pedas terhadap Rousseau dan menolak gagasan-gagasan pendidikan Rousseau. Orang menganggap Rousseau sebagai “sibiang onar”, yang memuja-muja manusia tak beradap dan luhur. Tolstoy memahi adanya prinsip lain yang dominan terhadap pemikiran Rousseau misalnya dalam kontrak sosial kita temukan konsepsi Rosseau tentang kebebasan sosial yang bersemi dari suatu folonte general atau anti-individualistik menurutnya masyarakat ideal mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan terhadap penekanan individualitas keotoritas sosial yang bernuansa platonic. Asumsi ini yang ditolak oleh Tolstoy menurutnya kebebasan individual merupaka suatu titik tolak yang positif

Gaya penulis Tolstoy luwes nyastra, tidak terikat logika, serta bersifat sentimental, ironis dan sarkastis yang penuh dengan paradoks, dan pernyataan-pernyataan yang bersifat impresionistik yang sangat tajam tentang pendidikan, menurutnya pendidikan mempunyai empat unsur pokok diantaranya

1) Guru yang merupakan agen utama yang bertujuan mengarahkan dan memikul tanggung jawab terhadap proses pendidikan.

2) Murid yang menjadi objek upaya pendidikan, yang perilakunya diubah dan dimodifikasi.

3) Bahan pengajaran pengertahuan yang ditanamakan kepada murid

4) Tujuan, sasaran, cita-cita dan hasil akhir yang diharapkan dari proses pendidikan akhir.

Pemahaman ini merupakan kritikan Tolstoy tentang pendidikan yang ada di Rusia. Ia juga mengkritik tentang pendidikan yang ada di Eropa dan Amerika, baik pendidikan klasik maupun pendidikan yang berkembang pada masa Tolstoy. Menurut Aristoteles Sasaran pendidikan adalah untuk mencapai kehidupan yang baik. Berbeda dengan asumsi dari Tolstoy yang beranggapan bahwa pendidikan tidak punya sasaran, tujuan dari pendidikan berasal dari proses pendidikan itu sendiri atau disebut dengan pemahaman. Konsep utama menurutnya adalah kebudayaan yang merupakan nilai-nilai masyarakat yang maju yang tetap bertahan meski di cam dengan kritikan-kritikan dan dijadikan sebagai klaim-klaim yang saling bertentangan, kebudayaan tampil sebagai lumbung dan nilai-nilai yang besar

Rousseau menganggap pendidikan merupakan jalan pembebasan-pembebasan individu dari prasangka-prasangka. Tolstoy tetap tidak setuju dengan pendapat Rousseau, ia tidak menyangkal pentingnya nilai-nilai yang Utilitarian yang tidak sengaja timbul dari pendidikan, tapi dia juga menyetujui bahwa pendidikan merupakan proses membebaskan individu agar berimprovisasi secara kreatif melalui pemahaman.

Tolstoy mendekati pendidikan tanpa akhir dan kepastian, menurutnya kebudayaan dijelaskan dengan berbagai konsep. Menurutnya kebudayaan merupakan sebuah prinsip liberar humanistic yang menjelaskan kesetaraan semua manusia dan pentingnya realisasi diri yang tidak mempunyai arah yang pasti bagi kegiatan manusia. Dia melihat ketidak pastian tentang prinsip ini. Hendaknya kita tidak melihat kembali mengenai prinsip pendidikan yang mengarah kepada nilai-nilai tradisional, tapi kita melihat semangat dari kebebasan manusia individu tentang pendidikan yang mempunyai arah sendiri, konsep ini merupakan konsep radikal yang merupakan titik tolak pendidik pragmatis Amerika, tujuan pendidikan dalam pandangan ini dikebumikan menjadi kegiatan yang mempunyai tujuan pragtis yang memiliki dampak yang jelas yang sangat bergantung pada akal sehat

Tugas-tugas pokok guru adalah mencari cara bagaimana menjadikan pengetahuan atau bahan pelajaran pendidikan bermakna bagi murid sehingga persekolahan bermakna bagi siswa. Kebanyakan teori pendidikan menyerahkan tugas-ugas pada guru, tapi dalam skema pendidikan Tolstoy setiap tugas tersebut mempunyai arti khusus, karena ia menolak bahwa belajar merupakan suatu hal yang wajib yang ditanamkan diluar individu atas dasar takut akan hukuman.

Seorang guru menurut Tolstoy dapat memutuskan metoda apa yang dipakai untuk mengajarkan bahan-bahannya, dan mengambil keputusan tentang apa yang akan diajarkan. Teori pendidikan yang konfensional yang lain tidak memberi peran sebesar ini pada guru menurutnya guru tidak hanya mengajarkan bahan-bahan secara tradisional yang telah diketahuinya tapi seorang guru dituntut memahami nilai-nilai masyarakat pada saat proses belajar berlangsung.

Menurut Tolstoy guru merupakan seorang seniman yang mandiri dan kreatif yang merangsang murid-murid untuk memahami aspek-aspek kebudayaan yang dianggap bernilai. Seorang guru diberikan kebebasan yang luar biasa terhadap nilai. Tugas pendidik bukan hanya menyiapkan kurikulum yang mencerminkan kebudayaan semu yang dijalin dengan prasangka atau konsepsi-konsepsi arti fisial para teoritisi yang bersifat abstrak. Seorang guru harus memahami dunia nyata, kebudayaannya serta menyiapkan murid agar tumbuh dan berkembang didalamnya. Menurutnya pendidikan konfenisonal gagal menjalankan tugas itu karena kehilangan asumsi yang terkait timbal balik antara sekolah dengan kehidupan sehingga pendidikan tidak efektif. Bidang studi termasuk modus penyelidikan terkait seorang guru harus memahami apa yang diajarkan dengan disiplin kejujuran intelektual serta ketangguhan logika.

Pusat dari proses pendidikan yang fital adalah keterlibatan dinamis setiap murid secara individu sesuai dengan aspek-aspek tertentu dan pemahaman kebudayaan melalui arahan seorang guru yang memusatkan pada aspek-aspek bidang studi yang dianggap paling berharga. Tidak ada bidang studi yang diskralkan dan harus dipelajari oleh semua murid. Yang harus ditanamkan adalah keterampilan dan kepekaan terhadap bidang studi. Menurut Tolstoy pengetahuan ilmiah merupakan suatu hal yang terpadu. Ilmu pengetahuan sama dengan kebudayaan dimana kebudayaan diambil dan disederhanakan. Tiap disiplin akademik bisa menjadi jalan untuk memahami konsep kebudayaan.

Gagasan Tolstoy tentang psikologi murid menurutnya seorang murid merupakan pribadi yang berusia muda yang mempunyai keresahan, ketakutan serta keingintahuaan keintelektulan dan imajinasi yang tidak terbatas.

Ada dua cara pengarahan pendidikan menurut psikologi anak yang pertama menimbulkan semangat, minat anak yang di didik. Yang kedua seorang guru memberikan motif-motif yang efektif untuk mengajak anak agar belajar. Sekolah harus mengikuti alur motif-motif ini. Metode ini diterapkan sebagai keyakinan-keyakinan yang bersifat pribadi. Contoh ini mengalami kegagalan tapi ia mencoba mencari metode yang tepat.

Contoh yang diajukan dalam perjalanan mengembangkan pendidikan yang bersifat permisif ekstrim tidak hanya dalam teknik pengajarannya tapi juga pengorganisasian bidang studinya dan prinsip-prinsip pendisiplinannya.

Para murid dan guru yang ada disekolah Tolstoy mempunyai kebebasan untuk tidak belajar dan mengajar. Menurutnya peran utama guru adalah sebagai pendengar lalu memodifikasi apa yang didengarnya. Tidak ada silabus dan batasan belajar yang harus ditaati. Kita dapat melihat pandangan Tolstoy yang tidak logis tapi ada konsitensi yang menyatukan pandangan itu yaitu yang diarahkan kepada pembebasan murid. Ada keterkaitan antara tujuan pendidikan, peran guru, metoda pengajaran, konsepsi tentang murid serta tata cara yang diharapkan bisa merangsang murid untuk memulai pemikirannya sendiri.

Dari asumsi yang telah diterangkan oleh Leo Tolstoy jelas disini bahwa dia adalah seorang teoritikus pendidikan. Dia tidak mempunyai doktrin yang saling terkait secara logis. Dijelaskan bahwa pandangan dari Tolstoy memaparkan terhadap anti teori. Tetapi ada aspek-aspek pemikirannya yang muncul kembali dalam pemikiran Dewey. Diantara kritik-kritik Tolstoy dipakai pada abad ke-19 tentang kemampuan mencapai kesempurnaan yang tidak terbatas secara otomatis. Bagi Tolstoy pendidikan yang bebas tidak harus diartikan sebagai kehidupan tanpa pendidikan sama sekali. Tolstoy ingin agar diterimanya sebuah tanggung jawab untuk mendidik yang menekankan faktor lingkungan sosial dalam pendidikan. Hal ini juga dipakai oleh para pemikir modern begitu juga para teoritisi zaman sekarang memakai pemikiran Tolstoy tentang pentingnya motifasi intrinsik murid yang berasal kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Tolstoy tidak hanya mereformasikan pendidikan tapi ia juga ingin membangun konsepsi baru yang segar mengenai masyarakat serta nilai individu yang ada didalamnya, baginya teori pendidikan adalah usaha yang memberikan nalar bukan nalar yang mendasari pendidikan, teori pendidikan dianggapnya jaringan-jaringan pernyataan yang membenarkan diri serta menjalankan sebuah system yang masih dangkal, menurutnya pendekatan baru harus didasarkan pada renungan-renungan, analogi, pengamatan dengan kesadaran eksistensial bukan berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah tertata atau logis

Pendekatannya yang romantik, dan penuh renungan pandanagnnya tentang pendidikan bukan ilogis bertentangan dengan logika, tapi lebih sering non-logis , tidak mengikuti alur logika yang dicarinyta bukan system pemikiran koheren melainkan renungan kedalam pendidikan. Salah satu akibat pemikiranya terjadinya kesimpangsiurandefenisi istilah pokok tentang pendidkan, instruksi pengajaran, kebudayaan, pedalogi dan ilmu pengetahuan yang dipakai berulangulang tanpa ada penjelasan sama sekali, hal ini membuat para analis modern marah membaca karyanya , tapi akhirnya mereka sadar bahwa Tolstoy adalah seorang penyair yang mencari panangan baru yang lebih mendalam tentang pendidikan

Filsuf Alfred North whitehead dalam renunganya tentang pendidikan yang sama dengan Tolstoy yaitu tentang menyikapi keterkaitan timbale balik antara cara dengan tujuan dalam pendidikan, ia menunjukan kemampuan pembedaan-pembedaan yang logis konvensional dan menelusuri jalur baru mengenai tujuan dan sasaran dalam pendidikan, gagasanya akhirnya dipetik oleh teoritisi dan dimasukan pada teori-teori progesif baru di dukung oleh bukti-bukti dari ilmu-ilmu social yang baru berkembang.

Kesimpulanya teori pendidikan Tolstoy adalah heuristic, yang merangsang pembaca untuk menyelidiki, berfikir, menata diri sendiri, ia menentang kita memakai sudut pandang yang betul-betul baru. Pendekatan yang di gunakan tidak katalistik. Ia hanya menyarankan arah-arah yang positif bagi reformasi pendidikan serta menawarkan dasar-dasar baru untuk menetapkan prioritas pendidikan.

D. Antropologi dan Pembangunan

Dalam perspektif Antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. Pembangunan adalah eksistensi dari sejumlah tindakan manusia. Sementara, kebudayaan merupakan pedoman bagi tindakan manusia. Dengan demikian berdasarkan pemahaman antropologi, pembangunan beorientasi dan bertujuan untuk membangun masyarakat dan peradaban umat manusia. Antropologi mencakup perhatian kepada kajian-kajian tentang:

a) Seluruh variasi masyarakat di seluruh dunia.

b) Masyarakat dalam seluruh periode waktu yang dimulai dari perkembangan manusia jutaan tahun silam sampai melacak perkembangannya pada kondisi masa kini,

c) Masyarakat yang dikategorikan karena perkembangan kategorikal peradaban, sehingga membentuk suatu masyarakat kota dan masyarakat pedesaan.

Pembangunan berisi suatu kompleks tindakan manusia yang cukup rumit yang melibatkan sejumlah pranata dalam masyarakat. Menurut Koentjaraningrat (1980) bahwa hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Dalam pembangunan, masyarakat menjadi pelaku dan sekaligus objek dari aktivitas pembangunan. Keterkaitan atau korelasi antara masyarakat dan pembangunan akan terjadi melalui pengendalian dari kebudayaan. Di dalam kebudayaan, tatanan nilai menjadi inti dan basis bagi tindakan manusia. Fungsi elemen nilai (cultural value) bagi pembangunan adalah untuk mengevaluasi proses pembangunan agar tetap sesuai dengan standar dan kadar manusia.

Manusia menjadi fokus bagi proses pelaksanaan pembangunan. Salah satu yang utama dari proses tersebut adalah terbentuknya mentalitas pembangunan yang dapat mendorong secara positif gerak pembangunan (Koentjaraningrat 1990). Mentalitas pembangunan ini terwujud karena berbasiskan nilai budaya yang luhur, positif dan inovatif bagi pemunculan ide-ide dan gerak pembangunan.

Pembangunan dapat diartikan sebagai proses menata dan mengembangkan pranata-pranata dalam masyarakat, yang didalam pranata tersebut berisi nilai-nilai dan norma-norma untuk mengatur dan memberi pedoman bagi eksistensi tindakan masyarakat. Sejumlah pranata tersebut, antara lain pendidikan, agama, ekonomi, politik, ekologi, akan membentuk suatu keterkaitan fungsional guna mendukung, melegitimasi dan mengevaluasi komplek tindakan manusia tersebut. Dengan kata lain, pembangunan akan menyinggung isu pemeliharaan nilai dan norma masyarakat, namun sekaligus membuka ruang bagi isu perubahan sosial. Hal ini logis, karena setiap kegiatan dari pembangunan akan menuntut dan mengadopsi berbagai kondisi kemapanan yang telah diciptakan oleh masyarakat untuk terus dinamis. Diasumsikan bahwa perubahan demi perubahan akan terjadi di dalam pembangunan. Dengan demikian, adaptasi akan menjadi salah satu strategi utama dalam aktivitas masyarakat terhadap proses pembangunan.

Konsep Pembangunan dalam era perkembangan peradaban manusia telah menjadi tujuan utama setiap lembaga yang disebut negara. Secara teoritis, konsep pembangunan dibangun dari pandangan teori Modernisasi pada era tahun 1950-an. Pada masa itu, banyak negara jajahan telah merdeka dari cengkeraman kolonialisme, terutama pasca Perang Dunia II. Setelah itu, kekuatan dunia di dominasi oleh dua kekuatan blok yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Blok Barat mewakili sejumlah negara yang konsern dengan pembangunan untuk memajukan manusia melalui perkembangan materialisme/pembangunan ekonomi. Pembangunan yang berlangsung pada periode awal adalah pembangunan berdasarkan pandangan Barat, karena teori dan model pembangunan berakar pada sejarah ekonomi Barat (Hette, 2001: 64). Sementara, kekuatan Blok Timur terletak kepada usaha menanamkan ideologi sosialis-komunis ke dalam pembangunan. Paradigma Leninisme menjadi sentral bagi peradaban pembangunan yang dibentuk oleh kekuatan blok Timur ini. Dengan demikian, periode awal pembangunan negara-negara post-kolonial merupakan kontestasi antara kekuatan ideologi pembangunan modernisme dan kekuatan ideologi penmbangunan sosialis-komunisme.

Oleh karena pembangunan dan kebudayaan sangat erat terkait dan berhubungan satu sama lain, maka terdapat suatu konsep yang cukup berhembus semilir semenjak lama yaitu pembangunan berwawasan budaya. Di dalam pengertian ini, pelaku pembangunan diingatkan untuk tidak melepaskan diri dari konteks kebudayaan untuk merancang, melaksanakan dan menghasilkan tindak pembangunan.

Pada bagian pertama buku ini, Syahrizal memberikan pengertian tentang konsep pembangunan berwawasan budaya ke dalam dua pengertian. (1) Pembangunan berwawasan budaya adalah pembangunan yang tidak menghilangkan nilai-nilai budaya dan tetap mementingkan wujud-wujud budaya didalam setiap aspek yang dibangun di dalam masyarakat. (2) Pembangunan berwawasan budaya adalah pembangunan yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan kebudayaan, karena kalau terjadi pertentangan, maka pembangunan akan merugikan masyarakat. Hal ini berarti, pembangunan tersebut dianggap gagal. Dengan demikian, secara normatif, pembangunan mestinya berpijak kepada ide dan kebutuhan masyarakat.

Colleta mendefinisikan pembangunan lebih moderat dan umum, yakni sebagai suatu proses perubahan yang „positif“ dalam meningkatkan kualitas dan tingkat keberadaan manusia. Juga diartikan bahwa, pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan sosio-ekonomis yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kualitas dan martabat manusia (1987: 4-5). Pengertian Colleta ini memberi ingatan kepada kita semua bahwa materi dan tujuan dasar pembangunan adalah kualitas dan martabat manusia.

Untuk memantapkan konsern kajian pembangunan, antropologi menempatkan diri melalui pengembangan suatu subdisiplin, yaitu antropologi terapan. Nursyirwan Effendi dalam buku ini menulis bahwa antropologi terapan memanfaatkan disiplin antropologi di luar batas-batas disiplin akademis yang umum untuk memecahkan problem-problem praktis di dalam pembangunan, melalui penyediaan informasi, penciptaan kebijakan atau langsung melakukan suatu aksi (practicing anthropology). Antropologi selain menganalisa fenomena pembangunan, juga langsung praktek menerapkan ilmu di bidang-bidang tertentu pembangunan seperti kesehatan, pendidikan, pembinaan masyarakat dan lain-lain. Dalam konteks ini, antropologi dapat berperan penting dalam pembangunan melalui penelitian terapan dan intervensi. Melalui dua metode ini, antropologi dapat menolong menginformasikan proses pembangunan bagi pemerintah dan juga masyarakat, khususnya dalam aspek kebijakan, dan mengevaluasi dampak atau keputusan suatu kebijakan, dan menjembatani antara pola pikir pemerintah dan budaya masyarakat lokal. Akhirnya, antropologi terapan berorientasi menggunakan data yang dikumpulkan dari sub disiplin antropologi alainnya, untuk menawarkan solusi praktis bagi masalah-masalah dalam masyarakat, akibat proses pembangunan.

Dalam buku ini, pada bab lain, Nursyirwan Effendi juga menulis tentang suatu fenomena tentang aktivitas masyarakat untuk membangun dan mengembangkan diri yang tidak termasuk di dalam kerangka rancangan pembangunan formal atau kerangka pembangunan yang diciptakan oleh pemerintah. Pembangunan di tengah masyarakat tidak berarti adalah hasil dari kebijakan, tetapi juga di luar kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan. Pembangunan juga berarti pelaksanaan perubahan masyarakat melalui usaha mandiri dan tidak ada kaitannya dengan pembangunan yang dirancang oleh pemerintah. Fenomena tentang terdapatnya sejumlah kelompok masyarakat yang secara mandiri mengubah standar, pola hidup dan menciptakan peluang kesejahteraan di luar konteks perjalan pembangunan secara formal, atau mereka membangun diri secara independen dari peran dan campur tangan pemerintah disebut pembangunan setempat atau „on-the-ground development“. Pada konteks ini, antropologi konsern dengan fenomena kemasyarakatan yang berkontribusi kepada wacana pembangunan.

E. Pembangunan dan Masyarakat Lokal

Eksistensi suku-suku bangsa di Indonesia, khususnya tentang pola hubungan antar sukubangsa. Tulisannya kali ini menguraikan suatu analisa tentang masyarakat majemuk. Kemajemukan dapat dipahami dari terdapatnya tiga sistem yang digunakan sebagai acuan dalam kehidupan warga Indonesia, yaitu Sistem Nasional, Sistem Sukubangsa dan Sistem Tempat-tempat Umum. Sistem-sistem tersebut berbeda satu dan lainnya serta operasional pada bidang-bidang masing-masing. Namun, ketiga sistem tersebut saling melengkapi dalam berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan kehidupan orang Indonesia. Dari ketiga sistem tersebut, Sistem Nasional adalah sistem yang berada di atas dari dan merupakan puncak yang menaungi dua buah sistem lainnya. Kaitannya dengan pembangunan, meskipun tidak khusus memfokuskan kepada kajian pembangunan.

suatu analisa fundamental bagi pemahaman kompleksitas warga masyarakat Indonesia. Kemajemukan adalah fakta sahih tentang kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Dengan demikian, merancang pembangunan di Indonesia perlu mencerna keanekaragaman masyarakatnya, agar proses pembangunan menjadi tepat sasaran. Dengan kemajemukan, pembangunan bertujuan untuk mempertahankan keberagaman masyarakat, dan bukannya menseragamkan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan mestinya menumbuhsuburkan budaya masyarakat setempat dan bukannya membuat layu variasi keanekaragaman budaya masyarakat.

Pembangunan sebenarnya untuk siapa? Pertanyaan ini yang agaknya dapat dikaitkan dengan polemik antara istilah dan konsep tentang Komuniti Lokal. Apabila pengamatan dilayangkan kepada penduduk Indonesia, maka akan terlihat jumlah penduduk yang besar dan jumlah sukubangsa yang banyak dengan daerah-daerah kepualauannya yang menyebar keseantero wilayah negara. Namun, faktanya ketimpangan persebaran penduduk menjadi kendala bagi tumbuh berkembangnya negara ini. Bagaimana kita dapat mengembangkan pembangunan dengan basis kekuatan komuniti lokal, karena persebaran penduduk tidak merata?

Persebaran penduduk di Indonesia pada dasarnya merupakan persebaran dengan kelompok-kelompok kesukubangsaan dengan wilayah yang dimiliki oleh kelompok-kelompok bersangkutan. Pengelompokan ini biasanya ditandai dengan kebudayaan sukubangsa tersebut. Kenyataannya, masih banyak persebaran komuniti lokal berbasis sukubangsa ini yang jumlahnya sangat kecil dan berlokasi jauh dari pusat-pusat persebaran di wilayah-wilayah pedalaman. Ketidakmerataan persebaran komuniti lokal, menyebabkan ketimpangan dalam pertumbuhan pembangunan.

Konteks lokal dari pembangunan di masyarakat Minangkabau. Kata „minangkabau“ pada dasarnya merupakan pengertian yang mengacu kepada realitas kebudayaan suatu masyarakat di wilayah administratif Sumatera Barat. Namun, kata tersebut tidak identik dengan pengertian Sumatera Barat. Kebudayaan Minangkabau yang khas telah dijabarkan oleh penulis untuk memberikan suatu gambaran kompleksitas tertentu yang perlu dicermati dalam rangka pembangunan di daerah. Persoalan adat dan tradisi, kekerabatan, kesatuan hidup masyarakat dan entitas nagari adalah sebagian dari kompleksitas kebudayaan Minangkabau.

Dengan mengambil kasus pada masyarakat Minangkabau, kedua penulis ini mendiskusikan tentang nilai-nilai adat Minangkabau yang kiranya dapat mendukung pembangunan politik di daerah.

Pembangunan politik berwawasan budaya lokal sangat mudah ditemukan dalam keseharian. Namun eksistensinya mengkhawatirkan, karena terpaan penetrasi kultur asing. Melalui kearifan lokal, masalah pembangunan politik dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan masyarakat lokal. Kearifan nilai lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia yang kaya dengan berbagai macam sukubangsa, budaya, agama dan bahasa sesungguhnya dapat menjadi „oase“ dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Persoalan pembangunan di komuniti lokal, dengan mengambil kasus di masyarakat Mentawai. Sebagai masyarakat yang baru berkembang di tengah hiruk pikuknya pembangunan, Mentawai dapat menjadi tolok ukur bagi proses perajalan pembangunan nasional sejauh ini. Keberhasilan pembangunan Nasional masih terkendala dengan masih lemahnya implementasi pembangunan di daerah ini. Dengan kata lain, pembangunan di masyarakat Mentawai masih mengalami ketertinggalan. Aspek utama hambatan tersebut adalah pembangunan sarana dan pra-sarana transportasi dari Mentawai ke daratan Sumatra, atau sebaliknya, dianggap masih kurang. Aspek lain adalah bidang pendidikan dan kesehatan yang juga dianggap masih menjadi titik lemah dari proses pembangunan di daerah ini. Hal ini berarti bahwa anggapan tentang keberhasilan pembangunan nasional tidak terjadi atau tidak menapak di tengah masyarakat Mentawai.

persoalan pembangunan nagari dalam otonomi lokal Sumatera Barat. Tujuan utama pembangunan nagari adalah memperkuat kebutuhan fisik dan non fisik nagari namun masih banyak ditemukan permasalahan pembangunan di level nagari, yaitu pembangunan gedung sekolah, jaringan infrastruktur telepon, irigasi, sarana jalan dan aset nagari. Namun dengan wacana „kembali ke nagari „ setelah sekian tahun lamanya Sumatera Barat menggunakan pendekatan pembangunan pedesaan, terdapat perbedaan kepentingan, tujuan dan kebijakan antara komunitas lokal dan pemerintah.

F. Implikasi Pembangunan pada Masyarakat Lokal

terjadinya krisis moneter yang menimpa indonesia yang berdampak kepada krisis ekonomi dan menjalar pada aspek kehidupan lainnya seperti sosial, budaya dan politik sehingga memicu terjadinya krisis multi dimensional yang berkepanjangan. Namun cerita sukses pada krisis ekonomi tersebut dilakukan melalui aktifitas ekonomi pasar loak. Melalui pasar Loak ditemukan rekontruksi sosial masyarakat Minangkabau yang mengarah kepada kelompok sosial ekonomi menengah ke bawah yang mengkomsumsi barang-barang kelas dua yang diperjualbelikan oleh pedagang loak.

Menurut hasil penelitian mengenai implikasi Undang-undang perkawinan terhadap keluarga dan wanita yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan peran yang kaku antara laki-laki dan wanita dalam keluarga sehingga menjadikan wanita tidak berdaya dari segi ekonomi dan wanita selalu tergantung pada laki-laki (suami). Disamping itu ketidakberdayaan wanita secara ekonomi ini seringkali dimanfaatkan oleh laki-laki untuk melakukan poligami. Kasu-kasus perceraian yang terjadi kebanyakan adalah karena adanya orang ketiga dan masalah ekonomi. Sementara itu prosedur yang berbelit-belit dan cenderung memihak laki-laki seringkali menyebabkan wanita enggan mengurus perceraiannya di pengadilan, sehingga banyak terjadi cerai di bawah tangan. Akibatnya wanita yang diceraikan tidak mendapat santunan dan secara hukum tidak jelas statusnya, sedangkan laki-laki dengan mudah akan kawin lagi. Dengan demikian meskipun berdasarkan syarat-syarat yang diberlakukan sulit untuk kawin lagi bagi laki-laki tetapi dengan mudahnya cerai di bawah tangan laki-laki lebih untuk berpoligami secara tidak sah.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan di sebuah perkampungan tradisional Minangkabau yakni di Balairong Bunta di Kenagarian Rao Rao Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat mengenai kerentanan struktural laki-laki lansia dalam masyarakat matrilineal Minangkabau. Topik Antropologi tentang kerentanan orang lanjut usia (lansia), dimana laki-laki lansia lebih jarang dibicarakan dibandingkan perempuan lansia. Hal ini karena laki-laki lansia biasanya dipandang dalam posisi lebih beruntung, lebih kuat, lebih berkuasa, mempunyai harta, memegang hak waris yang lebih besar, memiliki tabungan, memiliki akses ekonomi lebih baik dan sebagainya, sehingga sering dianggap kurang rentan dibandingkan perempuan lansia.

Kerentanan laki-laki di usia tuanya cenderung sering dijelaskan menurut kerangka asumsi pendekatan individual atau dengan menggunakan perspektif mentalitas dan representasi budaya yang lebih menekankan analisisnya terhadap saling hubungan antara situasi kerentanan laki-laki lansia dengan pola pencitraan (image), sistem norma dan dominasi ideologi patriarki di dalam masyarakat. Kerentanan laki-laki lansia selalu dihubungkan dengan perubahan status, kedudukan dan sumber-sumber kekuasaan yang berkurang secara drastis yang dialaminya sehingga laki-laki lansia menghadapi suatu situasi yang dinamakan post power syndrom.

pengkajian komunitas adat terpencil (KAT) yang saat ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah Sumatera Barat di kepulauan Mentawai untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat lokal sesuai dengan amanat undang-undang dan tujuan negara Indonesia. Namun dikarenakan berbagai kendala geografis, keterbatasan kemampuan dan karakteristik masyarakat dan komunitas adat terpencil itu sendiri menyebabkan usaha pemberdayaan itu belum mampu menjangkau segenap komunitas tersebut.

Melalui pengkajian Komunitas Adat terpencil tersebut dapat memperbaiki konsistensi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam di Siberut dan memperhatikan aspirasi masyarakat dan mengkaji ulang (memperbaiki) tata ruang wilayah Siberut berdasarkan partisipasi masyarakat. Realisasi berbagai program pembangunan oleh berbagai pihak (terutama yang pernah menjanjikan dengan masyarakat setempat), untuk dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap agen pembangunan yang dilaksanakan secara partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program.





For Translate